Semarang, 02 Oktober 2014
KONSEP TEORI GASTRITIS
Disusun oleh Erma Rahma
Anatomi Dan Fisiologi Lambung
- Anatomi Lambung / Gaster
Letak di bagian atas abdomen, terbentang daripermukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior.
Lambung terdiri dari tiga bagian
- Kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mukus
2. Fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
a.Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
b. Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.
c.Sel leher mukosa / goblet cell ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau autodigesti.
3. Pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
Lapisan Lapisan Lambung
Lambung terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.
Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.
2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
b.Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama.
c.Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.
4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.
Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung
Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.
Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa ( meissner ) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.
Suplai darah dilambung berasal dari arteri seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.
B.Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut fungsi Lambung:
1. Fungsi motorik
a.Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oelh gastrin.
b.Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
c.Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal
- Fungsi pencernaan dan sekresi
Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus
Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.
Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut.C.Proses Pencernaan Makanan Di Lambung
1. Mekanik.
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
- Kimiawi
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.
D.Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung
1. Hormon Gastrin
Kerja Makna fisiologis
- merangsang sekresi asam dan pepsin 1. mempermudah pencernaan
- merangsang sekresi factor intrinsic 2. mempermudah absorpsi dalam usus
- merangsang sekresi enzim pancreas 3. mempermudah pencernaan
- merangsang peningkatan aliran empedu hati 4. mempermudah pencernaan
- merangsang pengeluaran insulin 5. mempermudah metabolisme glukosa
- merangsang pergerakan lambung & usus 6.mempermudah pencampuran
- mempermudah relaksasi reseptif lambung 7.lambung dapat dengan mudah
meningkatkan volume, tanpa meningkatkan tekanan - meningkatkan tonus istirahat SEB 8. mencegah refluks lambung waktu
pencampuran dan pangadukan - menghambat pengosongan lambung 9. memungkinkan pencampuran seluruh isi lambung sebelum diteruskan ke usus
- Enzim pepsin: mengubah protein menjadi pepton
3. Enzim rennin: mengendapkan kasein dalam susu
4. Enzim lipase: memecah lemak menjadi asam lemak
5. HCl: mmbunuh kuman dan mengasamkan makanan
Gangguan pencernaan
Sebagian besar proses pencernaan berlangsung di dalam lambung,duodenum dan yeyunum. Gastritis,ulkus peptikum,kanker lambung dan sindroma malabsorpsi merupakan gangguan gangguan utama pencernaan.
Gastritis (peradangan pada lambung)
Merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia,rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium,mual dan muntah. Penyebabnya sering kali tidak dapat di pastikan.namun sering kali akibat dari stress,alkohal,atau obat-obatan (terutama salicylat,indomethacin,sulfonamide,steroid). Gangguan ini mungkin sering kali terjadi disertai infeksi bakteri atau virus,dari iritasi oleh sekresi pankreas atau empedu yang mengalir kembali ke lambung, dengan radiasi, atau karena substansi – substansi yang bersifat korosif.
Patofisiologi
Obat-obatan, alcohol, garam empedu, atau enzim – enzim ransfus dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosive), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan di fusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regerasi mukosa, karena itu gangguan – gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasiyang terus menerus ,jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi pendarahan.
Masuknya zat – zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar kelenjar lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan (gastritis atropik).Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambuing. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan usus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
Pengkajian
Dapat subyektif meliputi timbulnya anoreksia,mual dan tidak nyaman perut pada tingkat tertentu. Data oyektif meliputi (1) muntah (jumlah,frekuensi,adanya darah) dan (2) tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (haus,penurunan turgor kulit,selaput mukosa kering,oligura,ototlemah)
Diagnosa perawatan
Diagnosa perawatan ditentukan dari pengkajian data pasien. Diagnosa perawatan yang mungkin pada pasien dengan gastritis,tapi tidak terbatas ini saja meliputi :
Diagnosa :Kemungkinan penyebab
Potensial kekurangan cairan : Muntah
Rasa nyeri daerah epigastrium : Iritasi lambung
Perencanaan : Hasil yang diharapkan dari pasien
Hasil yang diharapkan dari pasien dengan gastritis, tapi tidak terbatas ini saja, antara lain :
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
- Tanda-tanda tidak seimbang cairan dan elektrolit tidak terjadi.
Implementasi
(Membantu dengan mencapai tujuan-tujuan terapeutik gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat. Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda.
Air the,air kaldu,air jahe dengan soda kemudian di berikan peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah di haluskan seperti pudding,agar-agar dan sup krim bioasanya dapat di toleransi setelah 12 sampai 24 jam, dan kemudian makanan-makanan lainnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis supervisal yang kronis biasanya akan berespons terhadap diet sehingga harus menghindari makanan-makanan yang berbumbu banyak atau berminyak. Cairan yang mengandung karbonat dapat ditoleransi dengan baik.
Histamin H2 blocker (cimetidine, raminitidine,dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung. Sucralfate juga dapat diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyeliputinya untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi.
Membantu dengan member rasa nyaman
Antasida biasanya membantu meringankan ketidaknyamanan pada epigastrium. Perawatan mulut yang baik diperlukan jika ada muntah. Istirahat dan lingkungan yang tenang membantu menurunkan efek-efek dari stress.
Erosi/ulkus akibat stress
Erosi atau ulkus akibat stress adalah sebuah bentuk gastritis yang mungkin terjadi dengan adanya gangguan-gangguan yang termasuk stress berat seperti syok,trauma yang parah,pembedahan mayor,sepsis,atau luka bakar yang berat. Lesibiasanya superficial. Mukosa lambung menjadi terkikis atau terbentuk ulkus yang ransfusel pada tempat yang banyak.
Faktor-faktor penyebab yang mungkin yang sudah diketahui adalah iskemi mukosa atau defisiensi mucus. Erosi akibat stress yang terjadi bersamaan dengan masalah ransf saraf pusat, misalnya tumor otak atau cedera otak atau kecelakaan pada cerebrovaskular, disebut dengan “cushing’s ulcer” dan mempunyai cirri berupa hiperaktivitas lambung.
Bagaimana, pun erosi akibat stress dari penyebab-penyebab lain tidak memperlihatkan hiperasiditas, dan mungkin ditimbulkan oleh meningkatnya difusi kembali asam lambung.
Erosi akibat stress terjadi dalam waktu 24 sampai 48 jam yang merupakan periode stress yang terus menerus dan tanda-tanda perdarahan gastro intestinal bagian atas ( hematemesis,melena) dapat terjadi. Rasa nyeri bukanlah gejala yang selalu ada.
Erosi akibat stress dapat dicegah pada orang-orang yang berisiko tinggi,seperti pasien di intensive Care Unit,pasien dalam pemberian abtasid,H2 blockers atau sucralfate. Jika perdarahan parah, transfusi darah dapat di berikan.
Evaluasi
Pasien dengan gastritis ditanya tentang tingkat rasa nyaman dan rasa haus yang dirasakannya. Turgor kulit,output urine, dan kekuatan otot dimonitor pada gasatritis yang parah dengan disertai muntah.
Intubasi Gastrointestinal
Intubasi gastrointestinal adalah memasukan sebuah slang melalui hidung kedalam lambung (nasogastrik) atau melewati lambung ke dalam usus (intestinal). Penggunaan into basi GI yang paling sering adalah :
- Nasogastrik
- Deskompresi lambung
- Pemberian makan
- Pengeluaran isi lambung (perdarahan atau perforasi lambung)
- Setelah pembedahan esophagus atau lambung untuk memudahkan penyembuhan luka operasi.
- Test-test analisa lambung
- Intestinal : Dekompresi usus
Bahasan berikut ini akan mendiskusikan tentang penggunaan Intubasi GI untuk dekompresi dan drainage serta asuhan perawaatn pada pasien dengan pemasangan GI tube.
Daftar Pustaka
Long Barbara C, Perawatan Medikal Edisi 3
- Evelyn,C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik.Jakarta PT.Gramedia Pustaka Umum
S.Ethel.W.Palupi(ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.buku kedokteran
Fundamental of nursing,7th Edition by Patricia A.Potter and Anne G Perry
Semarang, 02 Oktober 2014
KONSEP TEORI GASTRITIS
Disusun oleh Erma Rahmayanti
Anatomi Dan Fisiologi Lambung
- Anatomi Lambung / Gaster
Letak di bagian atas abdomen, terbentang daripermukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior.
Lambung terdiri dari tiga bagian
- Kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mukus
2. Fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
a.Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
b. Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.
c.Sel leher mukosa / goblet cell ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau autodigesti.
3. Pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
Lapisan Lapisan Lambung
Lambung terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.
Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.
2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.
b.Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama.
c.Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.
4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.
Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung
Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.
Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa ( meissner ) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.
Suplai darah dilambung berasal dari arteri seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.
B.Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut fungsi Lambung:
1. Fungsi motorik
a.Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oelh gastrin.
b.Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
c.Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal
- Fungsi pencernaan dan sekresi
Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus
Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.
Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut.C.Proses Pencernaan Makanan Di Lambung
1. Mekanik.
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
- Kimiawi
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.
D.Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung
1. Hormon Gastrin
Kerja Makna fisiologis
- merangsang sekresi asam dan pepsin 1. mempermudah pencernaan
- merangsang sekresi factor intrinsic 2. mempermudah absorpsi dalam usus
- merangsang sekresi enzim pancreas 3. mempermudah pencernaan
- merangsang peningkatan aliran empedu hati 4. mempermudah pencernaan
- merangsang pengeluaran insulin 5. mempermudah metabolisme glukosa
- merangsang pergerakan lambung & usus 6.mempermudah pencampuran
- mempermudah relaksasi reseptif lambung 7.lambung dapat dengan mudah
meningkatkan volume, tanpa meningkatkan tekanan - meningkatkan tonus istirahat SEB 8. mencegah refluks lambung waktu
pencampuran dan pangadukan - menghambat pengosongan lambung 9. memungkinkan pencampuran seluruh isi lambung sebelum diteruskan ke usus
- Enzim pepsin: mengubah protein menjadi pepton
3. Enzim rennin: mengendapkan kasein dalam susu
4. Enzim lipase: memecah lemak menjadi asam lemak
5. HCl: mmbunuh kuman dan mengasamkan makanan
Gangguan pencernaan
Sebagian besar proses pencernaan berlangsung di dalam lambung,duodenum dan yeyunum. Gastritis,ulkus peptikum,kanker lambung dan sindroma malabsorpsi merupakan gangguan gangguan utama pencernaan.
Gastritis (peradangan pada lambung)
Merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia,rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium,mual dan muntah. Penyebabnya sering kali tidak dapat di pastikan.namun sering kali akibat dari stress,alkohal,atau obat-obatan (terutama salicylat,indomethacin,sulfonamide,steroid). Gangguan ini mungkin sering kali terjadi disertai infeksi bakteri atau virus,dari iritasi oleh sekresi pankreas atau empedu yang mengalir kembali ke lambung, dengan radiasi, atau karena substansi – substansi yang bersifat korosif.
Patofisiologi
Obat-obatan, alcohol, garam empedu, atau enzim – enzim ransfus dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosive), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan di fusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regerasi mukosa, karena itu gangguan – gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.
Dengan iritasiyang terus menerus ,jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi pendarahan.
Masuknya zat – zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar kelenjar lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak bercak penebalan berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan (gastritis atropik).Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan berakibat berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa. Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambuing. Gastritis kronis dapat pula terjadi bersamaan dengan usus peptikum atau mungkin terjadi setelah tindakan gastroyeyunostomi.
Pengkajian
Dapat subyektif meliputi timbulnya anoreksia,mual dan tidak nyaman perut pada tingkat tertentu. Data oyektif meliputi (1) muntah (jumlah,frekuensi,adanya darah) dan (2) tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (haus,penurunan turgor kulit,selaput mukosa kering,oligura,ototlemah)
Diagnosa perawatan
Diagnosa perawatan ditentukan dari pengkajian data pasien. Diagnosa perawatan yang mungkin pada pasien dengan gastritis,tapi tidak terbatas ini saja meliputi :
Diagnosa :Kemungkinan penyebab
Potensial kekurangan cairan : Muntah
Rasa nyeri daerah epigastrium : Iritasi lambung
Perencanaan : Hasil yang diharapkan dari pasien
Hasil yang diharapkan dari pasien dengan gastritis, tapi tidak terbatas ini saja, antara lain :
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
- Tanda-tanda tidak seimbang cairan dan elektrolit tidak terjadi.
Implementasi
(Membantu dengan mencapai tujuan-tujuan terapeutik gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat. Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda.
Air the,air kaldu,air jahe dengan soda kemudian di berikan peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah di haluskan seperti pudding,agar-agar dan sup krim bioasanya dapat di toleransi setelah 12 sampai 24 jam, dan kemudian makanan-makanan lainnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis supervisal yang kronis biasanya akan berespons terhadap diet sehingga harus menghindari makanan-makanan yang berbumbu banyak atau berminyak. Cairan yang mengandung karbonat dapat ditoleransi dengan baik.
Histamin H2 blocker (cimetidine, raminitidine,dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung. Sucralfate juga dapat diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyeliputinya untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi.
Membantu dengan member rasa nyaman
Antasida biasanya membantu meringankan ketidaknyamanan pada epigastrium. Perawatan mulut yang baik diperlukan jika ada muntah. Istirahat dan lingkungan yang tenang membantu menurunkan efek-efek dari stress.
Erosi/ulkus akibat stress
Erosi atau ulkus akibat stress adalah sebuah bentuk gastritis yang mungkin terjadi dengan adanya gangguan-gangguan yang termasuk stress berat seperti syok,trauma yang parah,pembedahan mayor,sepsis,atau luka bakar yang berat. Lesibiasanya superficial. Mukosa lambung menjadi terkikis atau terbentuk ulkus yang ransfusel pada tempat yang banyak.
Faktor-faktor penyebab yang mungkin yang sudah diketahui adalah iskemi mukosa atau defisiensi mucus. Erosi akibat stress yang terjadi bersamaan dengan masalah ransf saraf pusat, misalnya tumor otak atau cedera otak atau kecelakaan pada cerebrovaskular, disebut dengan “cushing’s ulcer” dan mempunyai cirri berupa hiperaktivitas lambung.
Bagaimana, pun erosi akibat stress dari penyebab-penyebab lain tidak memperlihatkan hiperasiditas, dan mungkin ditimbulkan oleh meningkatnya difusi kembali asam lambung.
Erosi akibat stress terjadi dalam waktu 24 sampai 48 jam yang merupakan periode stress yang terus menerus dan tanda-tanda perdarahan gastro intestinal bagian atas ( hematemesis,melena) dapat terjadi. Rasa nyeri bukanlah gejala yang selalu ada.
Erosi akibat stress dapat dicegah pada orang-orang yang berisiko tinggi,seperti pasien di intensive Care Unit,pasien dalam pemberian abtasid,H2 blockers atau sucralfate. Jika perdarahan parah, transfusi darah dapat di berikan.
Evaluasi
Pasien dengan gastritis ditanya tentang tingkat rasa nyaman dan rasa haus yang dirasakannya. Turgor kulit,output urine, dan kekuatan otot dimonitor pada gasatritis yang parah dengan disertai muntah.
Intubasi Gastrointestinal
Intubasi gastrointestinal adalah memasukan sebuah slang melalui hidung kedalam lambung (nasogastrik) atau melewati lambung ke dalam usus (intestinal). Penggunaan into basi GI yang paling sering adalah :
- Nasogastrik
- Deskompresi lambung
- Pemberian makan
- Pengeluaran isi lambung (perdarahan atau perforasi lambung)
- Setelah pembedahan esophagus atau lambung untuk memudahkan penyembuhan luka operasi.
- Test-test analisa lambung
- Intestinal : Dekompresi usus
Bahasan berikut ini akan mendiskusikan tentang penggunaan Intubasi GI untuk dekompresi dan drainage serta asuhan perawaatn pada pasien dengan pemasangan GI tube.
Daftar Pustaka
Long Barbara C, Perawatan Medikal Edisi 3
- Evelyn,C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik.Jakarta PT.Gramedia Pustaka Umum
S.Ethel.W.Palupi(ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.buku kedokteran
Fundamental of nursing,7th Edition by Patricia A.Potter and Anne G Perry